Nglarak Blarak merupakan permainan tradisional yang berasal dari Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta dan di ciptakan oleh Bapak Joko Mursito. Nglarak Blarak jika di singkat menjadi Nglabrak, yang diartikan mendatangi orang atau sesuatu dengan menggebu-gebu dan penuh keberanian karena tidak terima dengan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, maka harus dientaskan dengan semangat yang tinggi. Nglabrak merupakan olahraga atau permainan tradisional yang menjadi andalan dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam berbagai ajang festival olahraga rekreasi dan permainan tradisional, baik di tingkat nasional maupun internasional.Nglabrak di mainkan oleh dua team atau kelompok yang masing-masing terdapat 6 orang (3 laki-laki, 3 perempuan) yang bertanding dalam satu permainan. Dalam satu kelompok, 3 orang laki-laki berperan sebagai jarannya atau penarik kereta yang berupa dua buah blarak atau pelepah pohon kelapa yang besar dan kuat yang di rangkai menjadi satu. Kemudian 3 orang perempuan dibagi menjadi tiga peran, orang pertama menjadi penggiring keranjang ke titik tengah, setelah sampai ke tengah lalu keranjang di pakai seperti memakai tas ransel, lalu mengambil dua buah sepet (kulit buah kelapa) dengan uthiknya (tongkat), dan menggiring dua buah sepet tersebut ke arah orang kedua dan menyerahkan keranjang, sepet, serta uthiknya. Lalu orang ke dua masuk ke dalam keranjang dan membawa sepet serta uthiknya dengan melompat-lompat dengan keranjangnya kearah orang ke tiga, dan memberikan sepet serta uthiknya ke orang ketiga. Setelah itu orang ketiga yang di sebut sebagai jongki menggunakan ke dua sepet tersebut untuk alas ke dua kakinya dan berseluncur seperti sedang menggunakan sepatu roda ke kearah kereta berada, lalu ke dua sepet di pasang terbalik ke kereta sebagai pancikan (alas injakan) kedua kakinya, dan mengambil beberapa helai daun atau blarak sebagai pegangan agar tidak jatuh saat kereta di tarik. Setelah jongki sudah berdiri di atas kereta dan siap, ketiga laki-laki sebagai jaran tersebut langsung bergegas menarik kereta dari blarak tersebut mengelilingi lintasan dan jongki mengambil sebuah bumbung di tengah lapangan dengan menggunakan uthiknya tanpa turun dari kereta, dan kembali berputar melewati luar lapangan untuk memasukkan bumbung tersebut ke dalam keranjang yang dibawa oleh orang kedua. Hingga bumbung telah habis, dan kelompok yang mendapatkan bumbung paling banyak, ialah yang menjadi juara.
PENASARAN???????
Yuk datang dan saksikan !!!!
Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo bersama Karang Taruna Kecamatan Kalibawang mengadakan Festival Permainan Tradisional Nglarak Blarak 2019 dalam rangka Harlah Karang Taruna ke- 59 yang akan diikuti oleh 4 Desa se- Kecamatan Kalibawang di lapangan Kalibawang (Pantog Wetan, Banjaroyo) pada hari Sabtu, 5 Oktober 2019 jam 13.00 wib - selesai.
Mari ramaikan dan dukung tim nglarak blarak desa Banjaroyo..........