Sebagian besar orang mengkonsumsi buah durian hanya buahnya saja, namun oleh Pak Muchlasin dan Ibu Siti Khodriyah buah tersebut baik dari buah, biji, bunga, dan kulitnya dimanfaatkan menjadi berbagai makanan unik yang dinamakan dengan “MANGROS”. Kata Mangros tersebut berasal dari singkatan Manunggaling Roso yang memiliki arti bahwa semua rasa yang menyatu menjadi satu. Beralamat di padukuhan Klangon RT 29 RW 14, Banjaroyo, Kalibawang, Kulon Progo, DIY, usaha ini mulai dirintis pada tahun 2015 oleh Bapak Muchlasin dan Ibu Siti Khodriyah dalam acara festival kuliner durian yang di adakan di Rest Area Bendo. Pada acara festival tersebut, kreasi olahan durian ini mendapatkan juara pertama. Dalam usaha yang sedang ditekuni tersebut, Ibu Siti Khodriyah memiliki tujuan agar hasil olahan duriannya tersebut dikenal oleh masyarakat hingga dijadikan sentra oleh - oleh Kabupaten Kulon Progo. Awalnya usaha ini mulai dikembangkan karena melihat banyaknya potensi yang dapat dikembangkan, dan banyaknya peminat dari para pengunjung festival atas olahan durian yang diproduksi. Awal produk durian yg dikreasikan pada festival tersebut yaitu oseng bunga durian, namun karena produk kreasi tersebut tidak bisa bertahan lama maka Ibu Siti Khodriyah membuat beberapa olahan lain yang dapat bertahan lama.
Bu Siti memanfaatkan buah durian untuk dijadikan produk olahannya mulai dari bunga, buah, biji, hingga kulit durian. Beberapa produk hasil olahan kreasi Ibu Siti Kodriyah yaitu krispi kembang duren, bakso goreng pongge duren (biji duren), kripik kulit duren, manisan kulit duren, gula duren, peyek mahkota kembang duren, peyek sari kembang duren, sari kembang duren, serta olahan duren lainnya. Produk-produk tersebut tidak serta merta langsung berhasil dalam produksi nya, namun juga Bapak Mukhlasin mempunyai beberapa kendala salah satunya yakni membutuhkan waktu yg lama untuk menghasilkan produk yg baik seperti ini karena bahan dasar produk ini hanya ada pada musim tertentu sehingga memperlambat proses percobaan resep pada produk tersebut. Produk ini berhasil diproduksi pada tahun 2019.
Pada festival Gemregah UMKM Wates dan festival di Embung Krapyak pada tahun 2019, Bapak Mukhlasin juga mengikuti acara tersebut untuk memperkenalkan produk kreasi miliknya guna mempromosikan produk hasil olahannya. Selain mendapatkan juara pertama pada festival kuliner durian di Bendo, olahan durian hasil produksi Pak Muchlasin mendapatkan juara tiga pada festival yang diadakan di Embung Krapyak.
Pemasaran yang digunakan oleh Bapak Muchlasin dan Ibu Siti Khodriyah melalui mulut ke mulut dan sosial media, salah satunya instagram. Dalam memproduksi olahan durian tersebut, Pak Muchlasin tidak mempekerjakan orang luar dikarenakan masih menggunakan tenaga keluarga. Pak Muchlasin dalam mematok harga produknya bervariasi, Untuk bungkus kecil mulai dari Rp 7.000 - Rp 15.000, sedangkan harga jual untuk 1 kg dijual mulai dari harga Rp 50.000 - Rp 70.000. Pembeli dapat membeli secara langsung ke rumah produksi atau membeli secara online. Produk olahan durian milik pak Muchlasin bisa menghabiskan 8 kg perharinya. Sampai sekarang produksi olahan durian milik Pak Muchlasin akan terus dikembangkan menjadi makanan unik lainnya.