Kalurahan Banjaroyo memiliki berbagai jenis produk unggulan sebagai berikut:

1. Durian

Banjaroyo dikenal sebagai sentra durian di Kulon Progo. Mayoritas durian yang terdapat di Banjaroyo berasal dari kebun warga dengan pohon yang sudah berusia tua dan terdapat beberapa di antaranya sudah berumur ratusan tahun. Jenis durian yang ada di desa Banjaroyo adalah Durian Manoreh. Durian Manoreh memiliki ciri khas rasa yang berbeda dibandingkan dengan durian dari daerah lain, yaitu memiliki aroma yang kuat, daging buah yang tebal berwarna kuning kemerahan atau putih, serta rasanya yang sangat enak. Durian Manoreh memiliki dua jenis, yaitu Durian Manoreh Kuning dan Durian Manoreh Jambon. Masa panen buah Durian Manoreh adalah pada bulan September sampai Februari.

Selain dinikmati daging buahnya, warga Padukuhan Klangon, Kalurahan Banjaroyo, khususnya Kelompok Wanita Tani (KWT) memanfaatkan limbah durian agar dapat dinikmati juga. Buah durian yang tidak laku dijual lalu diolah menjadi aneka dodol atau gula durian. Kemudian bunga durian diolah menjadi crispy dan sayuran untuk soto sebagai pengganti daging. Sedangkan kulit durian bagian dalam diolah menjadi keripik dan isinya untuk bakso goreng. Adapun persebaran produk makanan olahan dari buah durian tersebut lebih berfokus di sentra Omah Duren Mangros yang beralamat di Padukuhan Klangon, Kalurahan Banjaroyo, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta atau dapat langsung mengunjungi media sosial instagram Omah Duren Mangros, yaitu @omah.mangros atau @klangonhappy.

2. Gula Jawa

Gula jawa merupakan gula berbahan dasar nira yang merupakan cairan dari bunga kelapa. Dalam proses mendapatkan nira tersebut, pembuat gula jawa harus memanjat pohon kelapa setiap pagi dan sore untuk mengiris bunga kelapa sehingga meneteskan air nira. Satu pohon kelapa menghasilkan kurang lebih satu liter air nira perhari. Adapun proses pembuatan gula jawa sebagai berikut:

1. Menuangkan air nira ke dalam kuali besar dan memasak nira tersebut hingga berwarna kecoklatan
2. Setelah mendidih, mengaduk adonan gula searah sekitar 1,5-2 jam sampai adonan mengental
3. Setelah mengental, menyetak adonan tersebut dengan menggunakan batok kelapa

Pembuat gula jawa di Padukuhan Potronalan biasanya menghasilkan 1kg-2kg perhari. Adapun harga jual perkilo sebesar Rp.14.000-17.000/kg. Persebaran gula jawa Padukuhan Potronalan biasanya ke Pasar Jagalan.

3. Jenang

Jenang merupakan salah satu hasil olahan dari tepung ketan. Selain tepung ketan, diperlukan bahan tambahan berupa gula merah dan santan kelapa. Cara pembuatan jenang sebagai berikut:

1. Menyiapkan bahan utama yaitu tepung ketan, santan kelapa, dan gula.
2. Setelah lengkap, merebus gula dan santan hingga mendidih kemudian sedikit demi sedikit larutan tepung dan santan bening dimasukkan
3. Setelah tepung keta dimasukkan, mengaduk adonan terus menerus selama 4 jam agar tidak lengket di bejana
4. Jenang yang teksturnya sudah kenyal, tidak lengket, dan warnanya sudah berubah menjadi kecoklatan kemudian didiamkan hingga benar-benar dingin
5. Setelah dingin, jenang kemudian dapat dipotong dan dicetak

Di Dusun Potronalan, pembuat jenang biasanya mencetak jenang dengan tutup toples berbentuk lingkaran sehingga jenang yang dihasilkan berbentuk lingkaran.  Pembuat jenang di Padukuhan Potronalan biasanya menghasilkan 2,5kg atau 140 lembar jenang perhari dengan harga jual Rp. 1.500-3.000/lembar. Persebaran jenang Padukuhan Potronalan biasanya ke Pasar Jagalan.

4. Slondok

Slondok merupakan makanan khas asal Padukuhan Potronalan Kalurahan Banjaroyo yang berbahan dasar ketela. Slondok memiliki bentuk bulat dengan lubang di tengah. Cara pembuatan Slondok sangat sederhana sebagai berikut:

1. Mengupas bahan dasar slondok dan merebusnya hingga matang
2. Menumbuk ketela hingga halus lalu memberi bumbu berupa bawang putih dan garam
3. Menggiling ketela tersebut menggunakan mesin
4. Membentuk ketela yang sudah digiling atau biasa di sebut “getuk” dengan bentuk lingkaran yang dapat dilakukan dengan mesin ataupun manual.
5. Menjemur hasil yang telah dibentuk di bawah sinar matahari sampai kering.
6. Menggoreng hingga matang

Keunggulan slondok adalah bahan-bahan yang digunakan masih asli dan tidak menggunakan MSG. Slondok dijual dengan harga 25.000/kg. Persebaran Slondok biasanya ke Pasar Jagalan dan Pasar Muntilan atau bisa langsung pesan ke rumah pembuat Slondok yaitu Ibu Suprihatin di alamat Padukuhan Potronalan RT 24 RW  12 Banjaroyo Kalibawang Kulon Progo dan  Pak Muladi di alamat Padukuhan Potronalan RT 26 RW  12 Banjaroyo Kalibawang Kulon Progo.

5. Cetot

Cetot adalah makanan atau camilan khas yang berbahan dasar singkong. Cetot  memiliki bentuk persegi panjang dengan warna merah dan putih. Bahan  pembuatan cetot di antaranya adalah singkong, kelapa, gula pasir, dan garam. Cara pembuatannya sebagai berikut:

1. Mengupas singkong kemudian memarut dan memeras singkong tersebut.
2. Mencapur singkong yang telah diperas dengan bahan-bahan seperti gula pasir dan garam.
3. Menuangkan ke dalam cetakan dan mengukusnya selama 1 jam.
4. Setelah 30 menit dikukus, ditambahkan adonan cetot yang sudah diberi pewarna makanan lalu kukus kembali selama 30 menit.
5. Mendinginkan singkong hasil kukusan lalu memotongnya dengan bentuk kotak.  

Cetot memiliki ketahanan kurang dari 24 jam karena merupakan makanan basah. Keunggulan cetot adalah menggunakan bahan-bahan tradisional tanpa pengawet. Persebaran produk Cetot biasanya ke Pasar Jagalan atau dapat pesan langsung ke rumah pembuat cetot yaitu Ibu Lestari di Potronalan RT 24 RW  12 Banjaroyo Kalibawang Kulon Progo.